Rabu, 06 Juni 2018

PROSES PENGAPURAN TAMBAK

Apakah Anda sedang membutuhkan kapur untuk tambak? Kaptan, dolomite,zeolite,kalsium karbonat?
Silahkan hubungi Bpk Asep 
https://wa.me/6281281774186


1.  Pengertian Pengapuran
Pengapuran adalah pemberian kapur ke dalam tanah pada umumnya bukan karena tanah kekurangan unsur Ca tetapi karena tanah terlalu masam. Oleh karena itu pH tanah perlu dinaikkan agar unsur-unur hara seperti P mudah diserap tanaman dan keracunan Al dapat dihindarkan (Hardjowigeno, 1992).
Menurut Ratnawati (2008), Pengapuran adalah salah satu bentuk dari remediasi selain pengoksidasian dan pembìlasan tanah Untuk mengatasi Permasalahan utama pada tambak tanah sulfat masam antara lain: pH rendah (S 3,5); kurang tersedia fosfor (P), kalsium (Ca), dan magnesium kandungan unsur molibdium (Mo) dan besi (Fe) serìng berlébihan sehingga dapat meracuni organisme; serta kelarutan aluminium (Al) sering tinggi sehingga merupakan penghambat ketersediaan P. Penambahan pupuk, terutama yang mengandung P sering tidak bermanfaat pada tanah masam ini bila unsur-unsur toksìk sepertì AI, Fe, dan Mn tidak diatasi.
Jika Anda Membutuhkan kapur/ Kapur Aktif / Cao / CaOH2 / Kalsium Oxide / kalsium hidroxie /Limestone/ Quick Lime / Batu gamping / Kapur bakar / Kapur tohor/ Kapur sirih/Cao/ Kalsium Hidroksida/ Kalsium Karbonat / CaCo3 / Kapur pertanian / Kaptan / Kapur padam /Zeolite / Bentonite / Dolomite dll.
Tersedia mesh 80 s/d Mesh 800 dengan kemasan / packing karung / 25 kg , 50 kg , 500 kg , 1000 kg .
Untuk informasi lebih lanjut Silahkan hubungi :
Asep 081281774186
           085793333234
Simpan nomor dan hubungi jika sewaktu-waktu memerlukan.
2   Fungsi Pengapuran
Pengapuran berguna untuk memperbaiki keasaman (pH) dasar tambak. dasar tambak yang ber-pH rendah dapat menyebabkan rendahnya pH air tambak. oleh karena itu, perbaikan pH air tambak harus dimulai dari perbaikan pH tanah dasar tambak. selain untuk memperbaiki keasaman dasar tambak, kapur juga berfungsi sebagai desinfektan dan penyedia unsur hara (fosfor) yang dibutuhkan plankton. tanah dasar tambak yang mengandung pirit harus direklamasi terlabih dahulu selama kurang lebih 4 bulan sebelum diberi kapur sejumlah 2-2,5 ton/ha (Suyantoet.al 2009).
Kapur yang digunakan di tambak berfungsi untuk meningkatkan kesadahan dan alkalinitas air membentuk sistem penyangga (buffer) yang kuat, meningkatkan pH, desinfektan, mempercepat dekomposisi bahan organik, mengendapkan besi, menambah ketersediaan unsur P, dan merangsang pertumbuhan plankton serta benthos (Chanratchakool, 1995).
Menurut kordi et al (2010), fungsi pengapuran antara lain:
1)      Meningkatkan pH tanah dan air
2)      Membakar jasad jasad renik penyebab penyakit dan hewan liar
3)      Mengikat dan mengendapkan butiran lumpur halus
4)      Memperbaiki kualitas tanah
5)      Kapur yang berlebihan dapat mengikat fosfat yang sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan plankton
Manfaat pengapuran menurut murtidjo (1988) diantaranya:
1)      menormalkan asam-asam bebas dalam air, sehingga pH meningkat
2)      mencegah kemungkinan terjadinya perubahan pH air atau tanah yang mencolok
3)      mendukung kegiatan bakteri pengurai bahan organik sehingga garam dan zat hara akan terbebas.
4)      mengendapkan koloid yang melayang layang dalam air tambak
3  Teknik-Teknik Pengapuran
Menurut Mahyudin (2008), Pemberian kapur dilakukan dengan cara disebar merata di permukaan tanah dasar kolam. setelah pengapuran selesai, tanah dasar kolam dibalik dengan cangkul sehingga kapur bisa lebih masuk ke dalam lapisan tanah dasar. pengapuran untuk kolam semen dan terpal dilakukan dengan cara dinding kolam dan dasar terpal dikuas dengan kapur yang telah dicampuri air .
Menurut kordi et al (2010). Sebelum mengapurnya, kita harus mengeringkan tambak terlebih dahulu. Tebarkan kapur secara merata di permukaan tambak dengan jumlah yang disesuaikan dengan luas tambak dan tekstur tanah. Kapur yang diperlukan adalah kapur pertanian atau kapur lain dengan takaran disesuaikan dengan pH tanah.
Menurut Ratnawati (2008), Pengapuran yang dilakukan dìbagi atas 2 tahap yaitu pengapuran dasar dan pengapuran susulan. Pengapuran dasar dìlakukan setelah pengerìngan tambak dengan dosis 1.000--1.875 kg/ha yang ditebaŕ secara merata ke permukaan tanah dasar tambak,‘tergantung pH tanah dasar tambak.
Adapun cara-cara pengapuran tambak agar memperoleh hasil yang baik, menurut murtidjo (1988) diantaranya:
1.      tanah dasar tambak setelah pengeringan digali dengan kedalaman sekitar 0,1 meter, selanjutnya dicampur dengan kapur dan diaduk
2.      pengadukan harus baik dan benar hingga merupakan adonan yang homogen serta sempurna
3.      setelah adonan sempurna, bisa dikembalikan dan diratakan pada dasar tambak
4.      pengapuran dilakukan setiap musim penebaran benur atau nener
Menurut Kholis  (2010), Pemberian kapur dilakukan dengan cara disebar merata dipermukaan tanah dasar kolam. setelah pengapuran selesai, tanah dasar kolam dibalik dengan menggunakan cangkul sehingga kapur bisa lebih masuk ke dalam lapisan tanah dasar, pengapuran untuk kolam semen dan terpal dilakukan dengan cara dinding kolam dan terpal dikuas dengan kapur yang telah dicampur air.
Cara Pengapuran Tambak menurut Tim Perikanan WWF Indonesia (2011) yaitu periksa pH tanah pada beberapa titik yang berbeda pada dasar tambak dengan menggunakan alat pengukur pH hingga sesuai dengan yang diharapkan.
·       pH 4-5 digunakan kapur 500 - 1000 kg/ha.
·       pH 5-6 digunakan kapur
·       250 - 500 kg/ha.
·       pH  > 6 digunakan dolomit 100 – 250 kg/ha.
Pemberian kapur harus disesuaikan dengan tekstur dan pH tanah. Kemudian dolomit/kapur ditebarkan ke seluruh dasar dan pematang tambak dan tambak siap diisi sampai ketinggian yang dinginkan.
4   Jenis-Jenis Kapur Yang Biasa Dipakai Dalam Pengapuran Tambak
Menurut Ratnawati (2008), jenis kapur yang digunakan pada kegiatan budidaya udang tradisional plus ini adalah kapur dolomite (Ca Mg(CO3)2, karena kapur ini memiliki pengaruh yang lebih lama, mudah diperoleh, meninggalkan residu dan kecepatan reaksìnya lebih lambat, sertajuga mengandung Mg selaìn Ca.
Menurut Kholis  (2010), Jenis kapur yang biasa digunakan untuk pengapuran kolam adalah kapur aktif atau kapur tohor (CaO) dan kapur pertanian (CaCO3) atau CaMg(CO3)2. Kapur tohor atau kapur sirih adalah kapur yang pembuatannya melaluin proses pembakaran. bahan penyusunnya berupa batuan tohor gunung dan kulit kerang. Kapur pertanian adalah kapur karbonat yang bahan penyusunnya berupa batuan kapur tanpa melaluin proses pembakaran, tetapi langsung digiling. terdapat dua macam kapur pertanian, yaitu kalit dan dolomit. kalsit bahan bakunya didominasi oleh kandungan karbonat dan sedikit magnesium (CaCO3), sementara dolomit bahan bakunya didominaso oleh kalsium karbonat dan magnesium karbonat (CaMg(CO3)2).
Jenis kapur yang dapat diaplikasikan di tambak TSM menurut Sammut et.al. (2011) yaitu kapur karbonat, kapur oksida dan kapur hidrat.
·    Kapur karbonat : kapur karbonat diperoleh dengan menggiling batu kapur tanpa pemanasan. yang tergolong kapur karbonat adalah:Kalsit (CaCO3) dan dolomit (CaMg(CO3)2)
·    Kapur oksida : kapur ini diproduksi setelah pemanasan kapur karbonat. kapur oksida dikenal pula sebagai kapur bakar atau kapur tohor (CaO)
·       Kapur hidrat : kapur ini diperoleh dengan menambahkan air pada kapur oksida. kapur hidrat dikenal pula dengan nama kapur bangunan atau kapur tembok Ca(OH)2
Kesesuaian jenis kapur untuk digunakan sebagai material penertal tergantung pada beberapa faktor antara lain kekuatan menetralisir, harga, tingkat reaksi dengan tanah, tingkat kehalusan butir, dan kemudahan untuk digunakan/tidak beresiko. Biasanya dolomit dan kalsit yang lebih umum digunakan oleh para petani tambak dengan alasan tersebut di atas. Kapur dolomit memiliki pengaruh lebih lama, mudah diperoleh, tidak meninggalkan residu dan kecepatan reaksi lebih lambat.
5  Dosis Kapur Dalam Pengapuran Tambak
Sebelum menentukan dosis kapur pada persiapan tambak, maka perlu diketahui cara pengukuran pH menggunakan pH meter. Setelah nilai pH tanah diketahui maka dosis kapur yang digunakan disesuaikan dengan tingkat keasaman tanah.
Menurut Amri (2002), kebutuhan kapur per hektar tambak tergantung dari derajat keasaman tanah tambak (pH). Umumnya, tambak yang sudah beberapa kali digunakan untuk pemeliharaan udang akan ber-pH rendah karena telah terjadi proses pembusukan bahan organik berupa sisa pakan dan kotoran udang sehingga menghasilkan asam dari proses oksidasi. semakin rendah pH tanah, jumlah kapur yang diperlukan juga semakin banyak. 
6  Metode Penentuan Dosis Kapur
Istilah kebutuhan kapur digunakan untuk menyatakan jumlah kapur yang harus diberikan pada tanah untuk pertanaman tertentu. Kebutuhan kapur juga digunakan untuk menyatakan jumlah kapur atau kesetaraannya yang harus diberikan pada tanah untuk menaikan pH tanah menjadi pH 5,5 dari pH 3,75. Angka-angka yang diperoleh dari suatu carapenentuan kebutuhan kapur harus dikalikan dengan indeks netralisasi, tergantung pada susunan serta kehalusan bahan yang digunakan dalam pengapuran dan jumlah yang mungkin dapat tercuci.(Kaderi,2001)
Penentuan kebutuhan kapur menurut Kaderi et. al. (2001),
a.       Penentuan Kebutuhan Kapur Dengan Penambahan Larutan NaOH 0,05 N.
Peralatan dan bahan yang digunakan:
Timbagan dengan ketelitian 10 mg; mesin pengocok ; pH-meter dengan gelas elektrode; pipet dan botol kocok; botol semprot plastik; larutan NaOH 0,05 N. NaOH sebanyak 2,0 g dilarutkan dengan air destilasi kedalam labu ukur 1 liter sampai tanda garis.
Cara kerja:
1)      Timbang contoh tanah dengan berat 10 g sebanyak 6 contoh kemudian dimasukkan masing-masing ke dalam 6 buah botol kocok.
2)      Ke dalam 6 botol yang telah berisi contoh tanah diberi larutan NaOH 0.05 N masing-masing 0, 4, 8, 12, 16, dan 20 ml.
3)      Ditambahkan air destilasi 25, 21, 17 . 13, 9, 5 ml sehingga jumlah menjadi 25 ml, yaitu setara dengan 0, 2, 4, 6, 8 dan pengekstrak dalam botol 10 ton kapur per hektar .
4)      Botol dikocok selama 1 jam dengan mesin pengocok.
5)      pH ditetapkan dengan pH-meter
6)      Dibuat kurva pH dan jumlah penambahan larutan NaOH 0,05 N (ml). SUPING (1998), menyatakan kebutuhan kapur dapat dihitung berdasarkan hasil penambahan NaOH:
Berdasarkan kurva ph yang dubuat dari data tabel3 dengan penambahan naoh 0,05n dapat dihitung jumlah kapur yang diperlukan untuk mencapai ph yang diinginkan
b.      Penentuan Kebutuhan Kapur Dengan Inkubasi
Peralatan dan bahan yang digunakan:
Timbagan dengan ketelitian 10 mg; gelas erlenmeyer dengan tutup karet; mesin pengocok; pH-meter dengan gelas elektrode ; pipet dan botol kocok; botol semprot plastik ; kapur pertanian . 
Cara kerja:
Contoh tanah basah 100 g dimasukkan ke dalam erlenmeyer, 7 gelas per contoh.Ke dalam gelas erlenmeyer yang telah berisi contoh tanah diberi kapur pertanian 0; 0,1 ; 0,2 ; 0,4; 0,6; 0,8 dan 1,0 g ke dalam gelas erlenmeyer, yang setara dengan 0, 2, 4, 8, 12, 16 dan 20 ton kapur pertanian per hektar (dengan perhitungan lapisan olah 20 cm dan bobot isi (BD = bulk density) 1g/cm3.Tanah dan kapur pertanian diaduk, kemudian diberi air sampai mencapai kapasitas lapang, keadaan air yang optimum untuk pertumbuhan jasad hidup dalam tanah.Gelas ditutup dan ditempatkan di ruangan yang teduh.Setelah 2 minggu inkubasi, diambil sebanyak 3 g tanah untuk penetapan pH-nya.Tanah dimasukan 3 g ke dalam botol kocok.Ditambahkan 3 ml air aquadest/air hujan.Botol dikocok .pH ditetapkan dengan pH meter .Berdasarkan data di atas dibuat kurva pH.
Kebutuhan kapur dapat dilihat dari kurva yang mencerminkan hubungan antara pH dan jumlah kapur yang dibutuhkkan untuk mencapai pH yang dikehendaki (WIDJAYA, 1996) .
sumber : Kaderi et al. (2010)
Berdasarkan kurva pH yang dibuat dari data Tabel 2 dengan masa injubasi selama 2 minggu dapat dihitung jumlah kapur yang diperlukan untuk mendapatkan pH 5.5 dari pH awal 3,75 pada lokasi Belawang sebanyak 16,6 ton/ha kapur.
7  Faktor-Faktor Yang Perlu Diperhatikan Dalam Pengapuran Tambak
Kolam hendaknya dicangkul terlebih dahulu agar proses pengapuran menjadi lebih sempurna. yanah yang dicangkul kurang lebih mencapai kedalaman 20cm dan diberi air sehingga menjadi macak-macak (becek). selanjutnya kapur ditebarkan secara merata  (Afrianto 1992).
Menurut Murtidjo (2002), agar dapat diperoleh manfaat pengapuran yang sempurna, perlakuan yang diperlukan adalah sebagai berikut
·     Tanah dasar tambak digali sedalam kurang lebih 0,10m, kemudian dicampur dengan kapur dan diaduk
·       Pengadukan harus dilakukan secara merata, sehingga didapat adonan yang homogen dan sempurna
·         Adonan yang sudah sempurna dapat dikembalikan dan diratakan pada pelataran tambak
Untuk tambak yang bertanah asam, pengapuran tambak harus dilakukan setiap musim tanam. dengan demikian, produktivitas tambak tetap terjamin
Beberapa hal yang perlu diperhatikan menurut Soemarno 2012 :
1.      Idealnya paling lambat pengapuran dilakukan 2 minggu sebelum tanam, karena bahan kapur termasuk bahan yang lambat bereaksi dengan tanah.
2.    Setelah pengapuran sebaiknya tanah dicangkul (dibajak) agar kapur bisa merata masuk dekat zona perakaran.
3.        Pengairan setelah pengapuran sangat diperlukan.
4.        Peningkatan pH tidak bisa terjadi seketika, melainkan pelan dan bertahap.
5.        Dosis kapur disesuaikan pH tanahnya, tetapi sebagai pedoman praktis dosis berkisar 500 kg/Ha 2 ton/Ha.
Catatan :
Dolomit juga harus secara rutin digunakan pada tanah pH normal, karena unsur Ca dan Mg pada dolomit sangat dibutuhkan tanaman.
Beberapa kriteria yang perlu dijadikan patokan sebelum melaksanakan pengapuran menurut Sualia et.al (2010), adalah :
Pemberian kapur dilakukan saat dasar tambak kering, setelah pembilasan. Jenis dan Jumlah Kapur Dasar yang Dibutuhkan berdasarkan pH Tanah di Daerah Mangrove.Pemberian kapur disarankan pada waktu dimana angin tidak berhembus kencang untuk mencegah kapur beterbangan keluar tambak. Tempatkan posisi tubuh yang membelakangi arah angin agar kapur tidak mengenai tubuh saat pemberian kapur.Sebarkan kapur semerata mungkin di dasar tambak dan pematang bagian dalam, terutama pada bagian caren atau bagian yang masih tergenang.Diamkan tambak selama beberapa hari setelah pengapuran, kemudian isi dengan air laut dan, jika memungkinkan, dilakukan pemeriksaan pH air. Diharapkan pH air telah mencapai 7,5-8,5 yang menunjukkan bahwa proses pengapuran telah berhasil.
Bab 3
Penutup
         Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan dari Bab II dapat disimpulkan sebagai berikut :
°    Pengapuran adalah pemberian kapur ke dalam tanah pada umumnya bukan karena tanah kekurangan unsur Ca tetapi karena tanah terlalu masam
°   Kapur yang digunakan di tambak berfungsi untuk meningkatkan kesadahan dan alkalinitas air membentuk sistem penyangga (buffer) yang kuat, meningkatkan pH, desinfektan, mempercepat dekomposisi bahan organik, mengendapkan besi, menambah ketersediaan unsur P, dan merangsang pertumbuhan plankton serta benthos
°         Pemberian kapur dilakukan dengan cara disebar merata di permukaan tanah dasar kolam.
°         Sebelum mengapurnya, kita harus mengeringkan tambak terlebih dahulu.
°       jenis kapur yang digunakan pada kegiatan budidaya udang tradisional plus ini adalah kapur dolomite (Ca Mg(CO3)2
°      Jenis kapur yang dapat diaplikasikan di tambak TSM menurut Sammut et.al. (2011) yaitu kapur karbonat, kapur oksida dan kapur hidrat.
°         kebutuhan kapur per hektar tambak tergantung dari derajat keasaman tanah tambak (pH)
°     Penentuan kebutuhan kapur menurut Kaderi et. al. (2001) adalah Dengan Penambahan Larutan NaOH 0,05 N dan Dengan Inkubasi.
         Saran
Untuk menetralkan pH serta menambah produktivitas tambak, disarankan melakukan pengapuran secara rutin dengan jenis dan dosis sesuai dengan kebutuhan.
JUAL KAPUR BAKAR, JUAL KAPUR TOHOR,JUAL TEPUNG KAPUR,JUAL KAPUR BUBUK,JUAL KAPUR AKTIF,JUAL KAPUR SIRIH,JUAL KAPUR PERTANIAN,JUAL KAPUR MATI,JUAL KAPUR PADALARANG,JUAL KAPUR SUKABUMI,HARGA KAPUR PER KG,JUAL  LIMESTONE, DISTRIBUTOR KAPUR, SUPPLIER KAPUR, PABRIK KAPUR, KAPUR TERMURAH DI INDONESIA, PRODUSEN KAPUR.
Jika Anda membutuhkan kapur silahkan hubungi :
Asep : 081281774186
            085793333234
           
Silahkan simpan nomor dan hubungi jika diperlukan. Terimakasih.
Kapur Aktif Atau Disebut Juga Dengan Gamping, Kapur Tohor, Burn Lime, Quick Lime, Pebble Lime Atau Juga Disebut Dengan Cao. Kapur Aktif Didapat Dari Hasil Kalsinasi Caco3 Pada Temperatur 900 C - 1300 C Di Dalam Kiln, Mengikuti Reaksi : Caco3 ------> Cao  +  Co2.
Kapur Aktif Yang Dihasilkan Memiliki Kadar Cao Diatas 90 % Pada Saat Kondisi Masih Bongkahan. Namun Begitu Digiling Maka Kadar Cao Turun Sampai Dengan Di Atas 80%.
Kapur Tohor Banyak Digunakan Di
Pengolahan LimbahIndustri GulaTambang EmasIndustri Batu Bata RinganIndustri KarbitIndustri BajaBahan Bangunan Dll.
Produk Kami Tersedia Dalam Berbagai Ukuran :
- Bongkahan Atau Asal (All Size)
- Granular (Pebble Lime) : 0 - 4Mm, 2 - 12 Mm Dll.
- Powder : 100 Mesh / 200 Mesh / 400 Mesh.
Tersedia Dalam Kemasan :
- Curah
- 25 Kg
- @ 50 Kg
-  @ 500 Kg
- @ 1000 Kg
Info kapur aktif dan agro kimia lainnya, hubungi :
Asep 081281774186
          085793333234
         
Silahkan simpan nomor dan hubungi jika diperlukan. Terimakasih.
harga kaptan petrokimia gresik
harga kapur pertanian petrokimia
harga kapur pertanian 2017
kapur pertanian kebomas
pupuk kaptan petrokimia gresik
cara pemakaian kapur pertanian
harga kapur pertanian kebomas
pupuk kapur
Jual Kapur sirih
apotik jual kapur sirih
jual kapur sirih
tempat jual kapur sirih
harga kapur sirih di pasaran
jual kapur sirih
harga kapur sirih 1 kg
kapur sirih di
kapur sirih di
tempat jual kalsium karbonat
jual kalsium karbonat
daftar harga kalsium karbonat
harga kalsium karbonat per sak
harga kalsium karbonat per kg
supplier kalsium karbonat
dimana beli kalsium karbonat
jual calcium carbonate powder








2 komentar:

  1. Mohon info harga kapur bakar, yg fungsinya untuk menurunkan kepekatan plankton dan bisa beli dimsna? Sy di daerah karang tawang cilacap, trim ksh robi wa 087880268771

    BalasHapus